Gen Z: Mental Stroberi?

Berdasarkan data yang diperoleh Talentlytica menggunakan asesmen PERSONA, terungkap perbedaan dalam daya tahan stres antar generasi, dengan Generasi X meraih skor tertinggi (2,81) dan Generasi Z terendah (2,05). Temuan ini konsisten dengan penelitian yang menunjukkan Gen Z cenderung mengalami tingkat stres dan kecemasan lebih tinggi. Tulisan ini akan menganalisis faktor-faktor penyebab dan implikasinya bagi manajemen talenta dengan data dan referensi tambahan yang kredibel.

Memahami Gen Z: Kerentanan di Era Digital yang Terkoneksi

Gen Z (lahir 1997-2012) tumbuh dalam dunia digital yang hiperkoneksi, yang menghadirkan tantangan unik bagi kesehatan mental mereka:

1. Overstimulasi Informasi dan FOMO (Fear of Missing Out)

Paparan konstan terhadap informasi dan media sosial dapat menyebabkan information overload dan FOMO, memicu kecemasan dan depresi. Penelitian Przybylski dkk. (2013)1 menunjukkan korelasi antara penggunaan media sosial dan penurunan kesejahteraan psikologis.

2. Tekanan Media Sosial dan Citra Diri

Media sosial sering menampilkan standar ideal yang tidak realistis, menambah tekanan bagi Gen Z untuk mencapainya. Akibatnya, perbandingan sosial meningkat dan berisiko menurunkan harga diri, seperti dijelaskan dalam penelitian Holland & Tiggemann (2016).

3. Ketidakpastian Ekonomi dan Perubahan Iklim
Gen Z menghadapi ketidakpastian ekonomi, perubahan iklim, dan masalah sosial lainnya yang dapat meningkatkan kecemasan tentang masa depan. Survei American Psychological Association (2018) menunjukkan Gen Z lebih stres tentang isu-isu ini dibandingkan generasi lain.

4. Perkembangan Otak dan Regulasi Emosi
Otak prefrontal, yang bertanggung jawab atas regulasi emosi dan pengambilan keputusan, masih berkembang pada masa remaja dan dewasa muda. Hal ini dapat membuat Gen Z lebih rentan terhadap stres dan kesulitan dalam mengelola emosi (Steinberg, 2005)4


Memahami Gen X: Resiliensi yang Ditempa oleh Pengalaman

Gen X (lahir 1965-1980), yang sering dijuluki “The Forgotten Generation” menurut Forbes5, dikenal memiliki karakteristik mandiri dan tangguh. Ciri-ciri ini dapat terbentuk karena beberapa faktor, seperti:

1. Pengalaman Menghadapi Perubahan

Gen X telah menyaksikan dan beradaptasi dengan berbagai perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi. Pengalaman ini membentuk resiliensi dan kemampuan mereka dalam mengatasi ketidakpastian (Driesen dkk., 2019)6.

2. Keterampilan Bertahan Hidup dan Kemandirian

Gen X cenderung mandiri, resourceful, dan pragmatis dalam menghadapi masalah. Keterampilan ini membantu mereka mengatasi stres dan beradaptasi dengan perubahan (Howe & Strauss, 2000)7.

3. "Generasi Sandwich" dan Manajemen Prioritas

Peran sebagai "generasi sandwich" menuntut Gen X untuk menyeimbangkan tanggung jawab terhadap orang tua dan anak-anak. Meskipun menantang, pengalaman ini dapat memperkuat kemampuan mereka dalam mengelola stres dan prioritas.

Implikasi bagi Manajemen Talenta dan Rekomendasi untuk HR

1. Program Pengembangan Resiliensi

Sediakan pelatihan mindfulness, manajemen stres, dan kecerdasan emosional untuk membantu Gen Z membangun resiliensi.

2. Lingkungan Kerja yang Mendukung

Ciptakan budaya perusahaan yang inklusif, terbuka, dan suportif, mengurangi stigma seputar kesehatan mental, dan menyediakan akses ke sumber daya kesehatan mental.

3. Fleksibilitas dan Work-Life Integration

Tawarkan fleksibilitas dan dukung work-life integration untuk membantu karyawan mengelola stres dan tanggung jawab pribadi.

4. Mentorship Lintas Generasi

Fasilitasi program mentorship untuk transfer pengetahuan dan pengalaman antara Gen X dan Gen Z.

5. Personalisasi Pendekatan

Kenali kebutuhan dan preferensi individu, hindari generalisasi, dan berikan dukungan yang sesuai.

Gen Z bukanlah "mental stroberi" yang rapuh, melainkan benih kepemimpinan yang menunggu untuk bertunas. Dengan dukungan dan pengembangan yang tepat, mereka akan bertransformasi menjadi pemimpin yang mewarnai masa depan.

Perbedaan daya tahan stres antar generasi adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen talenta. Gen Z, meski menghadapi tantangan era digital, memiliki potensi besar yang dapat berkembang dengan dukungan, pelatihan, dan lingkungan kerja yang positif. Di sisi lain, pengalaman dan ketangguhan Gen X adalah aset berharga untuk membimbing generasi berikutnya. Dengan membangun budaya inklusif yang menghargai perbedaan, perusahaan dapat menciptakan tim yang tangguh dan siap menghadapi masa depan.

Penasaran dengan insight lainnya? Unduh Profil Pencari Kerja dibawah ini!

Download PDF Article

Continue Reading

Hindari subjektifitas saat rekrutmen

Ketahui potensi kandidat Anda dengan baik.
wanita sedang duduk dan melihat handphone