Hanya 30% Perusahaan yang Mengatakan Karyawannya Memiliki Keterampilan yang Dibutuhkan, tetapi Sedikit yang Memahami Kemampuan Tenaga Kerja Mereka Saat Ini. (i4cp)
Siapkah Organisasi Anda Menghadapi Perubahan?
Di era transformasi digital dan disrupsi teknologi, pertanyaan krusial bagi setiap organisasi adalah: Apakah kita memiliki talenta yang tepat dan siap untuk menghadapi tantangan masa depan?
Menurut laporan World Economic Forum, lebih dari 1 miliar orang perlu meningkatkan keterampilan mereka pada tahun 2030 akibat perubahan teknologi di tempat kerja. Namun ironinya, lebih dari 1.300 eksekutif HR dan bisnis di 80 negara; menunjukkan bahwa sebagian besar organisasi tidak hanya tidak mengetahui keterampilan dan kemampuan dalam tenaga kerja mereka saat ini, tetapi mereka juga kurang memiliki pengetahuan tentang apa yang dibutuhkan dalam satu hingga tiga tahun ke depan. Kemudian temuan lain menyebutkan bahwa di banyak organisasi, antara 20 dan 30 persen posisi penting tidak diisi oleh orang yang paling tepat. (McKinsey, 2023)
Masalahnya bukan karena kurangnya orang, melainkan kurangnya visibilitas atas potensi dan kesiapan mereka. Di sinilah peran Talent Mapping dan Talent Readiness menjadi krusial.
Apa Itu Talent Mapping & Kenapa HR Harus Memulainya Sekarang?
Talent Mapping adalah proses strategis untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi serta kinerja karyawan. Dengan pendekatan ini, organisasi dapat:
- Mengetahui siapa yang siap untuk promosi.
- Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan individu.
- Merencanakan suksesi kepemimpinan secara efektif.
Namun, memiliki peta saja tidak cukup. Bayangkan organisasi Anda memiliki peta potensi setiap karyawan, tapi tanpa tahu siapa yang benar-benar siap melangkah ke peran berikutnya. Tanpa evaluasi kesiapan, pemetaan hanya akan jadi daftar nama tanpa arah. Di sinilah Talent Readiness memainkan peran penting. Jika Talent Mapping membantu kita menjawab “Siapa punya potensi?”, maka Talent Readiness menjawab “Siapa yang siap sekarang?”. Keduanya adalah dua sisi dari satu strategi yang sama: membangun tim yang tidak hanya berbakat, tetapi juga siap menghadapi masa depan.
Bagaimana Cara Mengukur Talent Readiness Secara Efektif
Seperti dikatakan; Jika Talent Mapping adalah peta, maka Talent Readiness adalah penilaian; sejauh mana seseorang siap untuk naik ke peran berikutnya.
Evaluasi readiness mencakup:
- Keterampilan teknis dan kepemimpinan.
- Kemampuan beradaptasi dengan perubahan.
- Motivasi dan komitmen terhadap peran baru.
Faktanya, hanya 3% organisasi yang berada dalam zona "siap untuk inovasi", menunjukkan rendahnya kesiapan talenta dan budaya organisasi untuk menghadapi perubahan.
Berikut adalah pembahasan mengenai tren global dalam Talent Mapping dan Talent Readiness yang membentuk lanskap manajemen talenta di dunia bisnis saat ini.
5 Tren Global Talent Mapping & Talent Readiness yang Perlu Anda Ketahui
1. Fokus Beralih dari Jabatan ke Keterampilan
Organisasi kini tidak lagi merencanakan tenaga kerja hanya berdasarkan jumlah posisi. Mereka berfokus pada keterampilan yang dibutuhkan, yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap dinamika pasar.
2. Integrasi AI untuk Pemetaan dan Perencanaan Talenta
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam manajemen talenta semakin meluas. Perusahaan seperti Johnson & Johnson dan DHL memanfaatkan AI untuk menilai dan merencanakan keterampilan karyawan, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, dan mendukung perekrutan internal .
3. Peningkatan Investasi dalam Pengembangan Karyawan
Sebanyak 90% eksekutif global berencana untuk meningkatkan atau mempertahankan investasi dalam pembelajaran dan pengembangan, serta lebih dari 80% berencana hal yang sama untuk akuisisi talenta . Hal ini menunjukkan komitmen organisasi terhadap pengembangan keterampilan karyawan sebagai strategi utama dalam menghadapi perubahan teknologi dan pasar. (LinkedIn 2024 Talent Reports)
4. Keterampilan Manusiawi Tetap Jadi Prioritas
Meski teknologi berkembang, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah tetap krusial. Data dari Reuters menyebutkan:
- 37% anak muda di Inggris masih kurang keterampilan komunikasi.
- 27% lemah dalam problem solving.
Organisasi dituntut untuk menyelaraskan pengembangan teknologi dengan pelatihan soft skills melalui program mentoring dan pelatihan praktikal.
5. Mobilitas Talenta Global
Studi oleh Boston Consulting Group mengungkapkan bahwa mobilitas talenta global terus meningkat. Organisasi perlu mengembangkan strategi untuk menarik, merelokasi, dan mengintegrasikan talenta global guna mengatasi kekurangan keterampilan dan mendorong inovasi .(People Mobility Alliance, BCG Global)
3 Langkah Strategis untuk Meningkatkan Talent Readiness
Untuk meningkatkan kesiapan talenta, organisasi dapat:
- Membangun Database Keterampilan: Gunakan tools people analytics untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh atas kapabilitas internal Anda.
- Program Upskilling dan Reskilling: Menyediakan pelatihan berkelanjutan untuk menutup kesenjangan keterampilan.
- Evaluasi Kesiapan Talenta: Menggunakan alat penilaian untuk mengukur kesiapan karyawan dalam mengambil peran baru.
Kesimpulan: Masa Depan Talenta Adalah Sekarang
Organisasi yang sukses di masa depan bukanlah yang punya strategi paling hebat, tapi yang memiliki talenta yang paling siap mengeksekusi strategi tersebut.
Tren global menunjukkan bahwa pendekatan berbasis keterampilan, pemanfaatan teknologi seperti AI, serta pengembangan soft skills adalah kunci menuju keunggulan kompetitif.
Sudahkah Anda memulai perjalanan transformasi manajemen talenta di organisasi Anda? Jika belum, sekarang adalah waktu terbaik untuk melakukannya.
Ingin Memulai Talent Mapping di Perusahaan Anda?
Tim Talentlytica siap membantu Anda membangun strategi manajemen talenta berbasis data yang efektif dan berkelanjutan.
Konsultasi gratis sekarang!