Dalam konteks Assessment Center, role play adalah metode di mana peserta diminta untuk memerankan suatu peran atau situasi tertentu yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Peserta akan diberikan skenario atau situasi yang menggambarkan tantangan atau masalah yang mungkin dihadapi dalam peran tersebut, dan mereka harus bertindak sesuai dengan karakter atau posisi yang mereka mainkan.
Tujuan dari role play adalah untuk menilai bagaimana peserta menghadapi situasi yang realistis, mengelola interaksi dengan orang lain, serta mengambil keputusan dalam kondisi yang penuh tekanan atau kompleks. Metode ini memungkinkan asesor untuk mengamati kemampuan komunikasi, pengambilan keputusan, negosiasi, pemecahan masalah, dan keterampilan interpersonal peserta dalam situasi yang membutuhkan improvisasi dan respons cepat.
Dalam role play dalam konteks Assessment Center, beberapa aspek kompetensi yang dapat diukur meliputi kemampuan komunikasi, yaitu sejauh mana peserta dapat menyampaikan ide dan informasi dengan jelas, persuasif, dan efektif dalam situasi yang penuh tekanan. Kemampuan interpersonal juga dinilai, terutama dalam hal bagaimana peserta berinteraksi dengan orang lain, menunjukkan empati, dan membangun hubungan.
Selain itu, pengambilan keputusan terlihat dari bagaimana peserta memilih tindakan atau solusi terbaik dalam situasi yang kompleks. Negosiasi dan pemecahan masalah juga diuji, mengamati bagaimana peserta menangani konflik atau tantangan yang muncul dalam role play. Aspek lain yang dapat diukur adalah kemampuan untuk berpikir cepat dan manajemen emosi, karena peserta harus beradaptasi dengan cepat dan tetap tenang dalam situasi yang tidak terduga.